Laman

Sabtu, 22 Januari 2011

Hotel Tianzi (hotel aneh nan unik)



Pertama melihat Hotel ini kita pasti mengira ini hanya berupa monumen saja. Tapi setelah kita perhatikan lebih lama, ternyata banyak bukaan jendela serta pintu yang menandakan bangunan ini bukan sekedar monumen saja, melainkan sebuah hotel.

Hotel ini diberi nama Hotel Tianzi, Sebenarnya ada beberapa nama untuk hotel nyentrik ini, Hotel Tianzi, Hotel Emperor, Hotel Son of Heaven. Lokasinya di provinsi Hebei dan kabarnya sudah dibangun sejak tahun 2000/2001. Tingginya 41,6 meter dan didesain untuk mempresentasikan Fu Lu Shou (nasib baik, kemakmuran, dan panjang umur).




Hotel ini masuk dalam Guiness World Record Book sebagai world's 'biggest image building'. Kalau dilihat pada fotonya dimana yang berbetuk laki-laki tua sedang memegang seperti buah persik, sebenarnya itu adalah juga salah satu kamar di hotel ini. Dua lubang di depannya adalah jendela.

Selasa, 21 September 2010

Ospek-ospek!!!!!

Assalamuallaikum wrb......

To the point ja deh....kali ne saya membahas mengenai sistem pengenalan kampus bagi mahasiswa baru atau yg keren di sebut orang PKKMB namun lebih asik lagi disebut OSPEK....



aah,,,,ospek ospek...asik di senior, apes di junior...
hal inilah yang dialami setiap mahasiswa T. Arsitektur baru,,,,tak terkecuali kampusku sendiri..

Rabu, 24 Maret 2010

Keindahan Masjid At-Tin

Keindahan Masjid At-Tin





Begitu banyak karya besar Ir.Achmad Noe`man salah satu arsitek besar di Indonesia, yang juga sebagai pendiri IAI (Ikatan Arsitek Indonesia). Salah satu karya besarnya adalah Masjid AT-TIN, masjid yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang dibangun pada tahun 1997, kala itu Pak Soeharto masih menjabat sebagai presiden RI. Masjid At-Tin ini memiliki luas 70.000 meter persegi dan berkapasitas 9000 orang. Masjid At-Tin adalah satu di antara dua masjid megah di kawasan TMII. Masjid lainnya adalah Masjid Diponegoro (TMII). Masjid yang mulai dibangun pada April 1997 ini menempati area tanah seluas 70.000 meter persegi dengan kapasitas sekitar 9.000 orang di dalam masjid dan 1.850 orang di selasar tertutup dan plaza. Pembangunan Masjid At-Tin selesai pada tahun 1999 dan dibuka secara umum pada tanggal 26 November 1999.
Nama At-Tin diambil dari salah satu surah dalam Al-Quran yang merupakan wahyu ke-27 yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, atau surah ke-95 dalam urutan penulisan Al-Qur‘an. Nama surah itu adalah At-Tin yang berarti sejenis buah yang sangat manis, lezat, dan penuh gizi. Buah ini dipercayai mempunyai manfaat yang banyak, baik sebelum matang maupun sesudahnya.
Selain diinspirasi dari surah Al-Qur‘an, pemberian nama At-Tin sebenarnya juga merupakan upaya untuk mengenang jasa-jasa istri mantan Presiden Soeharto yang bernama Ibu Tien atau lengkapnya Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto. Memang, pendirian Masjid At-Tin sejak awal merupakan usaha anak-cucu Presiden Soeharto untuk mengenang ibunda/nenek mereka. Pendirian masjid ini terlaksana berkat bantuan Yayasan Ibu Tien Soeharto yang merupakan yayasan milik anak-keturunan Ibu Tien Soeharto. Oleh karenanya, nama At-Tin tentu dimaksudkan sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang tulus dari anak/cucu kepada ibunda/nenek mereka.

Arsitektur

Arsitektur Masjid At-Tin mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dari segi arsitektur bangunan, hiasan ornamen, maupun desain dalam dan luar ruangannya. Arsitek masjid ini adalah Fauzan Noe‘man dan Ahmad Noe‘man. Fauzan Noe'man merupakan anak dari Ahmad Noe'man.
Gaya arsitektur masjid ini berusaha menonjolkan lekukan bentuk anak panah pada dinding di hampir semua sudut dan ornamen yang menghiasinya. Lekukan anak panah ini terlihat secara jelas pada bagian muka masjid dari arah pintu masuk. Dengan begitu, wisatawan yang berkunjung ke masjid ini akan dapat melihat dengan leluasa lekukan-lekukan panah yang ditampilkan, sebelum memasuki ruang dalam masjid.
Eksterior
Pada bagian muka (sisi timur) masjid, terdapat taman luas dengan pepohonan rindang yang mengitari plaza berbentuk lingkaran yang terbuat dari marmer berwarna krem. Dari plaza menuju arah muka masjid, terdapat jalan yang terletak di kanan dan kiri plaza. Bagian muka masjid tersebut secara terinci menampilkan tiga lekukan anak panah yang bagian tengahnya didominasi dengan warna abu-abu. Motif yang ditampilkan pada lekukan berbentuk anak panah ini sepintas menyerupai tebaran bunga, karena dihiasi oleh sejumlah gambar bermotif bunga di tengahnya. Selain tiga lekukan berbentuk anak panah tersebut, juga terdapat dua lekukan anak panah lagi (ukurannya lebih kecil) pada sisi kanan dan kiri dinding masjid.
Selain itu juga tampak dari bagian muka masjid sebuah kubah utama yang diapit oleh empat kubah kecil. Pada bangunan kubah-kubah kecil ini juga dipenuhi lekukan berbentuk anak panah yang lebih tinggi dan runcing.
Mencoloknya lekukan, konstruksi, dan ornamen yang berbentuk anak panah pada tiap bagian masjid ini memberikan gambaran bahwa rancang bangun masjid At-Tin didesain se-minimal mungkin untuk mengekspos elemen estetis terputus dengan mengedepankan gerakan geometris yang terus bersambung seperti yang tergambar dalam sudut masing-masing anak panah yang saling berhubungan. Bentuk anak panah ini memiliki makna agar umat manusia tidak pernah berhenti mensyukuri nikmat Allah—seperti terlukis dalam bentuk anak panah—mulai dari titik awal hingga titik akhir.



Interior

Kekhasan lain yang terdapat pada masjid ini adalah pintu masuk utama masjid yang terdiri dari dua dinding tanpa daun pintu. Pintu masuk ini juga berbentuk seperti anak panah. Setelah melewati pintu utama, pengunjung akan disuguhi kolam air mancur yang pada bagian pinggirnya dapat berfungsi sebagai tempat duduk para pengunjung. Kolam air mancur dengan keramik warna hijau muda ini juga berbentuk seperti anak panah. Dari arah pintu utama, pengunjung dengan mudah dapat menuju ke arah lantai dasar yang digunakan untuk ruang serbaguna, tempat wudu (pria/wanita), ruang mushaf, ruang rapat kecil, perpustakaan, ruang audiovisual, dan ruang internet. Selain ruang-ruang tertutup ini, area lantai dasar masjid ini dikelilingi teras terbuka di mana para pengunjung dapat dengan leluasa melihat ke arah taman.
Lantai dasar masjid ini dikelilingi oleh tangga-tangga sebagai jalan menuju ke arah lantai satu. Melalui pintu utama, para pengunjung dapat menggunakan dua tangga utama dan sebuah eskalator pada sisi kanan menuju lantai satu. Alternatif lainnya, pengunjung juga dapat menggunakan empat tangga lain yang terdapat di sudut kanan kiri masjid serta satu tangga di bagian belakang masjid.
Ruang utama untuk sholat terletak di lantai satu. Di ruang ini tampak tujuh lekukan berbentuk anak panah dari keramik warna hijau tua pada bagian dindingnya. Bagian tengahnya difungsikan sebagai mihrab dan mimbar. Pada bagian sisi kanan dan kiri ruangan yang berhubungan dengan ruang teras samping ini dibatasi oleh penyekat kayu ukir yang setiap saat bisa dibongkar-pasang. Pengunjung yang berada di ruangan ini dapat melihat kerangka kubah dari dalam. Saat pengunjung mengamati bagian dalam kubah akan tampak lempengan baja tipis pada ketinggian tertentu dengan warna dasar hijau yang dikelilingi oleh kaca patri berwarna hijau-merah-kuning dan biru. Sehingga, saat matahari bersinar, cahaya yang masuk akan dipantulkan dan membentuk kombinasi warna yang mengagumkan.

Kaligrafi

Berbeda dengan masjid pada umumnya, penggunaan ornamen kaligrafi dalam masjid ini sangat minim. Ornamen kaligrafi hanya nampak pada dinding bagian atas ruang solat utama (lantai satu) dan sepanjang dinding pada lekukan anak panah di area mihrab dan mimbar. Dengan menggunakan cat warna hijau muda, tampak tulisan ayat-ayat Al-Qur‘an mengitari dinding ruang sholat utama yang juga bisa dilihat dari arah mezanin.
Secara umum, masjid At-Tin dikelilingi oleh koridor-koridor dengan atap yang dibentuk seperti anak panah. Koridor ini merupakan sarana bagi para pengunjung berjalan kaki menuju gedung utama masjid. Selain itu, koridor ini juga sering digunakan untuk sholat, saat jemaah tidak lagi tertampung di dalam masjid. Mungkin, tujuan lain dari pembuatan koridor ini juga untuk menghindari rusaknya taman akibat diinjak oleh pengunjung. Taman ini memang banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman, seperti palm, tanaman merambat, dan rerumputan. Sekilas taman ini nampak seperti padang rumput yang terpetak-petak karena diberi jalur setapak bagi pejalan kaki. Di area rerumputan ini juga terdapat empat kolam air mancur berbentuk bunga mekar yang pada bagian dindingnya bisa difungsikan sebagai kran tempat wudu.

Fasilitas Pendukung

Masjid At-Tin memiliki berbagai fasilitas pendukung seperti warung makan, ruang rekreasi/TV, ruang internet, perpustakaan, rumah dinas Imam Besar, mess muazin, rumah penjaga, ruang kegiatan, ruang kelas, dan lahan parkir yang dapat menampung 100 sepeda motor, 8 bus, dan 350 mobil. Di samping fasilitas-fasilitas pendukung, masjid ini juga sering menyelenggarakan kegiatan seperti diskusi tema khutbah sebelum sholat jumat, kuliah Ahad Duha berbentuk cermah dan diskusi, pengajian tafsir Al-qur‘an (Tafsir Jalalain) setiap Minggu pagi (08.00—11.00 WIB), pengajian karyawan, seminar keagaman, tablig akbar, dan peringatan hari besar Islam.





Konsep dari masjid itu sendiri adalah merepresentasikan rasa syukur terhadap Allah SWT yang kontekstual terhadap zaman dan tempat. Terlihat pada bangunan, kebesaran Allah S.W.T diekspresikan lewat keindahan material yang secara jujur ditampilkan. Warna pada masjid ini pun diambil sesuai dengan nama buah Tin, yaitu warna ungu. Kubah dibagi menjadi 3 bagian. Hal ini merupakan penterjemahan perjalanan hidup manusia sebagai hamba Allah dalam tiga alam, yaitu alam rahim,alam dunia dan alam akhirat.


Kritik Normatif
Ciri-ciri rancangan nya dapat kita lihat dari modul ruang utama (ruang shalat) yang bebas kolom dan dikelilingi selasar dan banyak ditemukan bentuk-bntuk geometris yang tegas. Bentuk tulisan kaligrafi yang ada pada masjid At-tin merupakan font baru yang diciptakan oleh PT.Birano yaitu perusahaan konsultan arsitek.





Pada struktur dome memakai strtuktur rangka atau space frame, space frame memiliki keunggulan tersendiri yaitu ringan, mendukung terciptanya pembentukan ruang yang bebas kolom. Masjid AT-Tin sangat banyak menggunakan ornament serta pemilihan bahan yang luar biasa. Mulai dari granit yang di water jet, pintu kayu jati berukir cukil, riling tangga dan dome yang bersalut kaca patri yang membuat desain masjid ini menjadi masjid yang megah dan luar biasa indah. Ditambah dengan modul ornament arabesque yang bila disusun kearah manapun akan selalu menerus tanpa akhir seperti nikmat Allah S.W.T kepada manusia.




Islam mengajarkan kita akan suatu keindahan, dan tidak salah jika membangun suatu masjid dengan menggunakan bahan dan struktur yang luar biasa asal tidak memjadi takabur dan riya. Seperti kutipan Ir.Achmad Noe`man pada sebuah wawancara disebuah majalah Indonesia design “ Keindahan dapat muncul dari kejujuran. Urat-urat pada kayu jati merupakan contoh kejujuran bahan sebagai keindahan alam. Begitu juga dengan cahaya yang diciotakan Allah. Bisakah anda bayangkan sebuah karya arsitektur tanpa cahaya?

Rabu, 18 November 2009

Absolutely Design





Ini merupakan desain rumah jungkir balik. yang diberi nama Upside Down House. bangunan ini sangat unik. karena atap bangunan menjadi base atau pintu masuk. sedangkan lantai bawah banguan menjadi atap rumah. ide gila ini di rancang oleh Daniel Czapiewski yang berasal dari polandia.






bangunan ini dinamakan toilet shaped home.Sim Jae-Duck of Seoul yang merupakan warga korea selatan ini berhasil merealisasikan mimpinya dalam konsep bangunan yang absurd, gila namun sangat artistik. rumah ini dinilai seharga 16 juta dolar!!!



spaceship house, bentuk rumah yang terkenal di film star trek ini dibangun di pantai Pencasola, Florida, USA. saat ini bangunan ini menjadi bangunan komersial dan di sewa untuk berbagai acara-acara pantai.



rotating house , atau di dalam bahasa indonesianya Rumah putar. yaitu bangunan rumah yang dapat berputar sampai 360 derajat. waw!!!

kalau bangunan ini dijadikan restauran padang gimana ya? bakalan langsung muntah tuh pengunjung yang makan di restaurant tersebut. hahahahaha